MARI BERBAGI

Tuesday, January 4, 2011

Tahapan Produksi

Seperti dijelaskan di halaman depan, amat disarankan agar produksi video keseharian pun mengikuti ketiga tahapan produksi yang biasa dijalankan dalam produksi film komersial, yaitu Pra Produksi, Produksi dan Paska Produksi.

Tahap Pra Produksi ialah tahap “planning” yang amat penting, dan sebaiknya kita sepakati saja ungkapan bahwa, “Gagal merencanakan sama artinya dengan merencanakan kegagalan.” Tahap Produksi kita sederhanakan sebagai “shooting video” sedangkan Tahap Paska Produksi sebagai “editing video “. Proses tersebut dilakukan secara berturut-turut dan hasil pekerjaan tiap tahapan amat mempengaruhi kelancaran kerja tahapan berikutnya.

Pada tahap Pra-Produksi segala sesuatunya direncanakan dari mulai penulisan skenario hingga jadwal shooting. Penulisan skenario merupakan kegiatan yang amat penting sebagai “bahasa tulisan” yang kelak akan diterjemahkan ke dalam “bahasa visual”. Skenario ini tidak harus rumit seperti naskah film Matrix, misalnya. Naskah yang sederhana pun akan amat membimbing kru produksi menuju konsep produk video yang telah disepakati. Sebagai contoh, produksi video reportase acara pernikahan yang di-skenario-kan dengan rumusan sinopsisnya, “reportase pernikahan yang khidmat, sakral, sederhana, religius” (karena memang demikianlah konsep pernikahan yang diusung mempelai) akan membimbing kameramen serta editor video untuk mengambil gambar-gambar yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan sinopsis tersebut, sedemikian rupa sehingga gambar-gambar yang bernuansa materialisme tidak akan ditonjolkan.

Pada Tahap Produksi pengambilan gambar (shooting video) dilakukan, idealnya hingga tuntas. Kebutuhan shooting video sebelumnya telah dirumuskan pada tahap Pra Produksi, idealnya dalam bentuk storyboard yang mencakup banyak informasi termasuk sudut pengambilan gambar (angle). Pada kebanyakan film komersial, kegiatan shooting merupakan tahapan kegiatan yang berbiaya produksi paling tinggi disebabkan keterlibatan banyak kru, pemain (aktor/aktris) itu sendiri, serta pemakaian alat-alat canggih yang dibayar sebagai sewa harian. Karena itu dapat dengan mudah dipahami bahwa kegiatan Pra Produksi yang baik dapat menuntun jalannya kegiatan produksi agar berjalan dengan efektif dan efisien. Meskipun kegiatan produksi pada film komersial mencakup banyak hal yang kompleks, namun pada artikel lainnya di sini hanya akan dijelaskan isu-isu mendasar seputar kegiatan shooting video yang sering dihadapi oleh para kameramen amatir.

Pada Tahap Paska Produksi semua bahan mentah produksi dikumpulkan untuk diolah. Analoginya, ialah seorang koki yang membawa semua bahan masakan dan bumbu ke dapur, untuk diolah sesuai resep yang telah ada. Dalam hal ini “bahan masakan” ialah hasil shooting video, “bumbu” ialah bahan pendukung lain seperti klip animasi, sound efek, dll, serta “resep” ialah skenario itu sendiri. Dengan demikian mudah dipahami jika kelancaran kegiatan editing video amat ditentukan oleh “skenario yang baik/jelas” serta “kelengkapan hasil shooting video dan elemen penunjang lain”. Jika keadaan ini tercapai, maka proses editing video ini dapat dilakukan sambil dinikmati. Sebaliknya, jika skenario “amburadul” dan stok gambar hasil shooting video tidak menunjang, tentu saja pelaku editing video akan kebingungan dalam bekerja. Bahkan tampaknya memang demikian yang banyak terjadi pada pelaku produksi home video maupun pelaku bisnis UKM, yaitu memulai kegiatan editing video padahal konsepnya masih blank, sedemikian rupa sehingga perlu waktu berjam-jam nongkrong di depan layar komputer untuk mencari inspirasi atau melakukan sejumlah eksperimen. Hal itu menjadikan editing video seperti kegiatan yang amat sulit dikerjakan, padahal harusnya tidak demikian jika perumusan konsep produksi video telah dilakukan bahkan sebelum shooting pertama dilakukan.

Sumber : http://captun.net/?p=3

1 comment: