Pre-wedding adalah dokumentasi yang digelar sebelum atau saat resepsi pernikahan. Pengambilan gambar dapat berupa photo atau video dan dilakukan sebelum acara resepsi berlangsung.
Dokumentasi pre-wedding yang akan dibahas di sini adalah berbentuk video. Dokumentasi ini biasanya akan ditampilkan dengan televisi atau layar LCD di sela-sela acara resepsi. Ruangan tempat resepsi diatur sedemikian rupa sehingga ada tempat tersendiri untuk menampilkannya dan dapat dilihat oleh semua tamu.
Dokumentasi pre-wedding dapat juga dikemas dalam bentuk VCD/DVD dan diberikan kepada tamu undangan sebagai bingkisan atau oleh-oleh. Atau juga bisa disisipkan di undangan resepsi agar tamu undangan sebelum datang ke tempat acara dapat menikmati VCD/DVD pre-wedding tersebut.
Dokumentasi pre-wedding berisi tentang kegiatan kedua mempelai baik yang dilakukan sesuai skenario atau tanpa skenario. Ada dua jenis tempat pengambilan gambar untuk pre-wedding yakni indoor dan out door. Pengambilan indoor maksudnya pengambilan gambar dilakukan di dalam studio. Pengambilan jenis ini membutuhkan background yang bervariasi, pencahayaan yang merata, dan properti yang mendukung. Sementara pengambilan outdoor adalah pengambilan gambar di luar ruangan, bisa di tempat-tempat yang unik, kuno, atau tempat yang menunjukkan karakter keseharian kedua mempelai.
Waktu pengambilan gambar dapat dilakukan siang hari, malam hari, atau bahkan sehari penuh diambil misalnya dai mempelai sedang menata rias sampai terlelap tidur. Gambar objek dapat berupa gerakan natural, gerakan rekayasa, dialog, atau kegiatan sehari-hari.
Pengambilan Gambar
Pengambilan gambar untuk dokumentasi pre-wedding ini harus variatif dan kreatif, jangan terlalu monoton baik sudut, komposisi, efek, pewarnaan, dan lain sebagainya. Ada yang mengatakan bahwa pengambilan gambar untuk pe-wedding adalah saat-saat kebebasan berekspresi bagi seorang kameramen. Kameramen bebas mengeluarkan segala kemampuan untuk menghasilkan gambar yang indah, menarik, dan lain dari yang lain. Gunakanlah kombinasi panning, titling, gambar close up untuk menampilkan ekspresi wajah dengan sesekali longshot untuk menampilkan suasana indah tempat pengambilan gambar. Misalnya saat di pantai, ambil hamparan pasir dan luasnya lautan dengan dua mempelai ada di dalamnya.
dokumentasi pre-wedding minim atau bahkan tidak menggunakan audio on tape sama sekali karena biasanya minim dialog. Suara yang dimasukkan misalnya tertawa, teriak atau canda tawa sang objek. Suara latar juga dapat dimasukkan misalnya suara desiran ombak, kicau burung, deru mobil, suara pesawat terbang, dan lain sebagainya.
Pengarah Gaya
Beberapa hal yang harus dilakukan pengarah gaya untuk membantu kameramen sebagai berikut :
- Mengatur model gaya objek
- Mengatur make up objek
- Mengatur pencahayaan
- Mengatur properti
Sumber Foto : http://www.yuantara.com/wp-content/uploads/2008/05/img_01991.jpg
No comments:
Post a Comment