MARI BERBAGI

Wednesday, July 27, 2011

Foto Editing Mana yang Bagus ?

Sebagian foto yang tersebar di internet sudah melalui proses edit foto, biasanya melalui software pengolah foto seperti Adobe Photoshop. Lalu bagaimana edit foto yang baik dan benar? Karena foto editing ini seni, maka gak ada yang benar dan salah. Tapi tentunya ada juga editing yang lebih enak dilihat dan ada yang melewati batas kewajaran dan tidak begitu enak di pandang.

Setiap orang memiliki motivasi yang berbeda-beda untuk mengedit foto. Bagi saya editing itu bertujuan untuk :
  1. Memperbaiki foto yang ada mungkin karena kamera dan lensa kita tidak bisa menangkap foto dengan baik. Misalnya lensa foto kita kurang tajam, atau perbedaan terang-gelap yang terlalu ekstrim sehingga tidak bisa ditangkap dengan baik oleh sensor kamera
  2. Membuat suasana/mood yang berbeda, misalnya membuat mood terkesan tua, suram, atau sebaliknya, semangat, antusias, heboh dan lain lain.
  3. Membuat orang yang melihat foto kita fokus ke satu subjek daripada subjek yang lain atau latar belakang.
Soal batasan, setiap jenis fotografi memiliki batasan-batasan tertentu, ada yang longgar, ada yang cukup ketat.

Jenis fotografi yang memiliki aturan ketat adalah fotojurnalisme, dimana seorang fotografer harus menampilkan foto apa adanya sesuai realitas yang ada. Tapi ada juga jenis fotografi komersial yang justru mengunakan editing dan manipulasi foto untuk mendapatkan foto yang diinginkan. Fotografi komersial seperti untuk iklan. Manipulasi foto justru dianjurkan karena efisiensinya.

Contohnya daripada harus membawa model ke pantai, atau lokasi tertentu, maka fotografer komersial akan foto subjek tersebut di studio dan kemudian di gabungkan dengan foto pantai sebagai latar belakangnya. Hal ini menghemat ongkos, tenaga dan waktu.

Untuk foto travel / jalan-jalan, editing yang sukses adalah bisa memberikan kesan suasana atau mood tertentu. Misalnya foto bangunan kuno biasanya lebih bagus dan dramatis bila saturasi warnanya rendah atau monokrom. Bila kita foto acara budaya dengan pakaian tradisional yang berwarna-warni, maka editan dengan saturasi tinggi tentunya lebih cocok.
Bangunan kuno di Italia oleh Joshua Brown mengunakan warna monokrom dan sedikit 
warna coklat / sepia untuk memberikan kesan tua.

Untuk foto portrait/model, editan yang bagus mempertimbangkan karakter subjek yang difoto, dan keseluruhan suasana foto baik subjek maupun latar belakangnya.

Sebenarnya bebas-bebas saja dalam mengedit foto, yang penting editan kita harus bisa memperkuat foto kita dan mengambarkan suasana/mood yang sesuai. Bila tidak, foto yang sudah baik malah menjadi tidak begitu baik dan membingungkan.

Setiap foto juga membutuhkan perlakuan yang berbeda, kita tidak bisa memaksakan perlakuan yang sama untuk semua foto dan mengharapkan mendapatkan foto yang bagus. Bagi fotografer pemula yang kurang pede, yang penting jangan terjebak dengan tren edit gaya tertentu dan ikut-ikutan. Kita punya pilihan untuk mengedit sesuai indentitas kita dan mengembangkan gaya sendiri.

Oke, daripada saya berteori ria terus, mari kita lihat contoh-contoh editan hehe

Gambar langsung dari kamera terlihat sangat kontras dan banyak detail langit yang 
hilang karena pengambilan foto dilakukan di siang bolong


Di dalam proses editing, saya mengembalikan detail langit, menerangi bagian dalam kelenteng yang 
terlalu gelap, mengurangi saturasi warna dan memberikan sedikit sentuhan warna kuning dan hijau. 
Tujuannya adalah memperbaiki foto yang terlalu kontras dan memberikan suasana adem dan kesan tua.

Di dalam proses editing, saya mengembalikan detail langit, menerangi bagian dalam kelenteng yang terlalu gelap, mengurangi saturasi warna dan memberikan sedikit sentuhan warna kuning dan hijau. Tujuan editing untuk foto ini adalah memperbaiki foto yang terlalu kontras dan memberikan suasana adem dan kesan tua.

Editing foto memberikan kesan yang berbeda pada foto portrait, perhatikan kedua foto dibawah ini


Foto yang diambil dan di edit Harianto Keng ini, memiliki saturasi warna yang relatif rendah. Fokus orang yang melihat langsung ke model yang merupakan bagian yang paling terang. Latar belakang yang kabur juga membantu fokus kita ke model. Warna putih memberikan kesan murni dan tidak berdosa seperti bidadari yang turun dari langit. Yang kurang dari foto ini mungkin sayapnya aja. Mungkin itulah kesan yang ingin disampaikan Harianto.





Model yang sama di foto dan di edit oleh fotografer berbeda, Hendra Susanto, memberikan kesan yang berbeda, saturasi warna foto ini relatif tinggi, membuat model foto terlihat lebih dominan, aktif dan agresif. Warna merah pada rambut yang terlihat menonjol merepresentasikan jiwa pemberontak. Hanya yang disayangkan, bila warna bajunya merah, tentuya lebih melengkapi suasana foto yang ingin disampaikan Hendra.

Dari contoh di atas, kita bisa melihat dari satu foto model yang sama di komposisikan berbeda dan di edit dengan gaya yang berbeda. Yang mana yang terbaik tergantung dari apa yang ingin disampaikan fotografernya.

Lebih Lengkap di  http://www.infofotografi.com/

10 comments:

  1. editingnya semakin bagus ya tampak gambarnya semakin menarik

    ReplyDelete
  2. sepertinya wanitanya memang cantik,tapi dengan editan seperti ini jadi tambah cantik.

    ReplyDelete
  3. Kimciti, suwanto, imam : thanks gan

    ReplyDelete
  4. yang atas sendiri bagus tuh hehehe

    ReplyDelete
  5. Benar bang,dalam mengedit foto memang sewajarnya saja,apalagi tidak ada aturan salah dan benar,dan dalam editing fotolah seseorang berkarya seni dan mengekspresikan sifat emosionalny pada sebuah foto.
    Thx Infonya bang.
    Salam.

    ReplyDelete
  6. keren editannya .
    ajaran dong :(
    pakek photoshop.kn ???
    hmp .

    ReplyDelete
  7. Kalo nurut ane indah tidaknya suatu karya fotografi itu tergantung suasana hati si penikmat. Kalo hatinya lagi berbunga-bunga, semua kelihatan indah.Sebaliknya kalo hati sedang suntuk, walaupun kata pakar itu karya terindah, tapi di hati penikmat tetap jelek. Maaf, itu pendapat saya lho... bener nggaknya ...ane juga nggak ngerti. Sukses buat mbak Ida !

    ReplyDelete